Kopi Excelsa ditemukan pertama kali pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang botanis dan ahli taxonomi asal Perancis. Dia menemukan kopi ini di sekitar aliran Sungai Chari tidak jauh dari Danau Chad di Afrika Barat. Mulanya tanaman ini disebut Coffea Excelsa, kadang-kadang disebut juga sebagai Coffea dewevrei.
Dikemudian hari kopi ini tidak dianggap sebagai spesies tersendiri melainkan digolongkan sebagai varietas Kopi Liberika dengan nama ilmiah Coffea liberica var. dewevrei. Hingga saat ini klasifikasi dan nama ilmiah Kopi Excelsa masih diperdebatkan, tak heran bila kopi ini memiliki banyak nama sinonim.
Kopi Excelsa tidak banyak diperdagangkan, dimana lebih dari 90% perdagangan kopi dunia didominasi jenis Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Sehingga budidayanya juga dilakukan secara terbatas. Di Indonesia Kopi Excelsa bisa ditemukan di perkebunan kopi dataran rendah seperti Jambi dan Kepulauan Riau.
Klasifikasi Kopi Excelsa memiliki banyak nama sinonim. Auguste Chevalier, menyebut kopi ini sebagai spesies Coffea excels. Peneliti lainnya, yakni Émile De Wildeman dan Théophile Durand menyebutnya sebagai spesies Coffea dewevrei. Selain itu, ada juga yang menamakannya Coffea liberica var. excelsa.
Belakangan seorang botanis asal Perancis, Jean Paul Antoine Lebrun, menggolongkan Kopi Excelsa sebagai salah satu varietas dari Kopi Liberika dengan nama ilmiah Coffea liberica var. dewerei. Pada tahun 2006 nama ini diakui valid secara tata penamaan ilmiah.
Kopi Excelsa digolongkan dalam kelompok liberoid, masih satu kelompok dengan Kopi Liberika. Berbeda dengan jenis Kopi Arabika yang dikelompokan ke dalam arabikoid maupun Kopi Robusta yang masuk kelompok roustoid.
Deskripsi Tanaman secara umum ciri-ciri tanaman kopi bisa dilihat dari tiga bagian utama, yakni daun, cabang, dan buah. Morfolgi yang diamatinya bisa berupa warna, bentuk dan ukuran. Berikut ini hasil identifikasi Kopi Excelsa dengan sampel yang diambil dari Pulau Meranti, Kepualan Riau.
Daun - Panjang daun berkisar antara 15,2-24 cm sedangkan lebarnya 17,3-24 cm. Bentuk daun membulat dengan ujung yang tumpul dan pangkal meruncing. Tepian daun terlihat rata tapi bila dilihat dari permukaan terlihat bergelombang.
Batang - Pohon Kopi Excelsa memiliki cabang primer yang cukup beragam jumlahnya antara 3-12 cabang. Namun pada kebanyakan pohon terdapat 8 cabang. Cabang primer ini menentukan produktivitas buah, semakin banyak cabang primer semakin besar potensi pohon tersebut dalam memproduksi buah.
Buah - Buah Kopi Excelsa memiliki panjang sekitar 2,9-3,5 cm sedangkan diameternya 1,9-2,1 cm. Ukuran bijinya setelah dikupas memiliki panjang 2,1-2,3 cm dengan diameter 1,6-1,8 cm. Buah tumbuh secara bergerombol, setiap gerombolan buah disebut dompol. Jumlah buah dalam satu dompol berkisar 4-17 buah. Dalam satu cabang rata-rata terdapat 10 dompol buah. Jarang antara dompol berkisar 2,2-4,7 cm.
Habitat Tumbuh tanaman Kopi Excelsa cocok dikembangkan pada ketinggian lahan mulai 0-750 meter di atas permukaan laut. Idealnya ditanam di daerah beriklim tropis dengan curah hujan sedang. Pada tingkat curah hujan tinggi tanaman ini akan lebih mengembangkan kayunya dibanding buahnya.
Untuk bisa berbunga Excelsa memerlukan waktu satu hingga dua bulan dengan curah hujan dalam setahun. Tanaman ini diketahui tahan terhadap penyakit karat daun, Hemileia vastratrix (HV). Produktivitas kopi excelsa mencapai 1,2 ton per hektar.
Sebaran Budidaya di Indonesia Kopi Excelsa dibudidayakan secara terbatas di daerah Tajung Jabung Barat, Jambi. Tanaman ini bisa tumbuh di tanah gambut yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Kopi excelsa termasuk tanaman kopi yang cepat menghasilkan, dalam kurun 3,5 tahun buahnya sudah bisa dipanen.
sumber : jurnalbumi.com
Media
- 2018-08-18 10:10:00
- Oleh: badungkab
- Dibaca: 19737 Pengunjung