Bawang Merah merupakan salah satu komoditi pertanian yang seringkali memicu terjadinya inflasi, untuk mendorong minat petani mengembangkan budi daya bawang merah, Dinas Pertanian dan Pangan tahun ini akan melaksanakan program pengembangan bawang merah seluas 1 hektar di subak Munggu, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi. Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana mengungkapkan hal itu usai melakukan pembinaan sekaligus menyerahkan berbagai bantuan sarana dan prasarana pengembangan bawang merah kepada petani di Bale Subak Munggu, Senin (12/6) lalu.
Menurut Wijana, minat masyarakat untuk menanam bawang merah selama ini masih sangat rendah hal itu disebabkan karena biaya produksi bawang merah yang cukup mahal, ongkos pemeliharaan yang tinggi dan sangat rentan terhadap serangan hama dan juga faktor musim serta pengetahuan dan pengalaman petani dalam budi daya bawang merah masih kurang. Untuk itu pihaknya sejak tahun 2022 lalu menjalin kerjasama pendampingan dengan BPTP Bali termasuk mengembangkan denplot bawang merah di subak Sengempel sebagai media edukasi kepada petani, ternyata hasilnya cukup bagus.
Berdasarkan data neraca pangan, kebutuhan bawang merah di Badung cukup tinggi 1.800 ton/tahun sedangkan produksinya masih kecil sekitar 530 kg/tahun. Apabila kegiatan di subak Munggu ini berhasil, pihaknya juga akan mengembangkan di subak lainnya sejalan dengan kegiatan pengembangan cabai rawit, jagung dan kedele yang juga telah dirancang dilaksanakan tahun ini.
Media
2023-06-13 15:30:34
Oleh: badungkab
Dibaca: 612 Pengunjung
Bawang Merah merupakan salah satu komoditi pertanian yang seringkali memicu terjadinya inflasi, untuk mendorong minat petani mengembangkan budi daya bawang merah, Dinas Pertanian dan Pangan tahun ini akan melaksanakan program pengembangan bawang merah seluas 1 hektar di subak Munggu, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi. Kadis Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana mengungkapkan hal itu usai melakukan pembinaan sekaligus menyerahkan berbagai bantuan sarana dan prasarana pengembangan bawang merah kepada petani di Bale Subak Munggu, Senin (12/6) lalu.
Menurut Wijana, minat masyarakat untuk menanam bawang merah selama ini masih sangat rendah hal itu disebabkan karena biaya produksi bawang merah yang cukup mahal, ongkos pemeliharaan yang tinggi dan sangat rentan terhadap serangan hama dan juga faktor musim serta pengetahuan dan pengalaman petani dalam budi daya bawang merah masih kurang. Untuk itu pihaknya sejak tahun 2022 lalu menjalin kerjasama pendampingan dengan BPTP Bali termasuk mengembangkan denplot bawang merah di subak Sengempel sebagai media edukasi kepada petani, ternyata hasilnya cukup bagus.
Berdasarkan data neraca pangan, kebutuhan bawang merah di Badung cukup tinggi 1.800 ton/tahun sedangkan produksinya masih kecil sekitar 530 kg/tahun. Apabila kegiatan di subak Munggu ini berhasil, pihaknya juga akan mengembangkan di subak lainnya sejalan dengan kegiatan pengembangan cabai rawit, jagung dan kedele yang juga telah dirancang dilaksanakan tahun ini.