Panen Bawang Merah Program TPID Kabupaten Badung di Subak Aya
2018-08-21 09:30:00
Oleh: diperpa
Dibaca: 677 Pengunjung
Mengwi - Petani kelompok Subak Aya, di Desa Tumbak Bayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali sejak Senin (13/8/2018) melakukan kegiatan panen bawang merah. Kegiatan panen ini merupakan serangkaian kegiatan dari Pengembangan Bawang Merah Program Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung Tahun 2018 yang dilaksanakan di Subak Aya dengan target luas tanam 1,0 hektar dan varietas yang dikembangkan adalah Super Philip. Kegiatan panen diprediksi akan berakhir hingga akhir bulan Agustus.
Semarak bertanam bawang merah oleh kelompok Subak Aya sangat terasa di Desa ini karena diluar kegiatan pengembangan bawang merah program TPID beberapa petani secara swadaya juga mengembangkan bawang merah dengan menggunakan varietas yang telah lama dikembangkan oleh petani di desa ini. Sehingga sampai pada bulan Agustus ini, luas tanam bawang merah komulatif termasuk Pengembangan Bawang Merah dari Program TPID di Subak Aya mencapai 1,55 hektar.
Dari hasil 18 titik ubinan bawang merah varietas Super Philip seluas (1 m x 1 m) yang dilakukan penyuluh lapangan bersama kontak tani (pekaseh) dan petugas lapangan lainnya diperoleh rata-rata hasil 3,64 kg bawang merah basah atau setara dengan 27,3 ton/ha bawang merah basah dan diprediksi menjadi 16,38 ton/ha bawang merah kering.
Menurut Pekaseh Subak Aya I Putu Mageng, pengembangan bawang merah varietas Super Philip sangat cocok dikembangkan diwilayahnya, umbi yang dihasilkan rata-rata berukuran besar dan rata-rata setiap rumpun terdapat 9 siung, sehingga pencapaian hasil di atas apabila dibandingkan pengalamannya tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 9,125 ton/ha bawang merah kering dirasa terjadi peningkatan hasil cukup fantastis bahkan petani pelaku pengembangan bawang merah merasa puas dengan pergantian varietas ini.
Peningkatan produktivitas bawang merah juga didukung oleh semakin membaiknya pola bertanam bawang merah yang dilakukan petani, dimana mereka bertanam pada satu hamparan secara serentak sehingga mudah melakukan pengontrolan terhadap perkembangan tanaman serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.
Sayang, keceriaan petani bawang merah karena telah berhasil mengembangkan bawang merah tahun ini tidak diikuti dengan membaiknya harga jual bawang merah. Harga bawang merah periode panen ini di pasar tradisional rendah yaitu sekitar Rp. 15.000,- per kilogram. Sementara itu kebutuhan bawang merah untuk konsumsi masyarakat Desa Tumbak Bayuh dirasa masih mencukupi, karena diluar program ini beberapa petani di subak-subak tetangga juga bertanam bawang merah dengan skala kecil-kecilan sebatas untuk kebutuhan keluarga petani. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal/tradisional petani lebih memilih menyimpan sementara (stock) sambil menunggu membaiknya harga komoditas bawang merah. Mudah-mudahan beberapa minggu kedepan harga bawang merah di pasar lokal/tradisional bisa meningkat, hal ini dikarenakan adanya kepercayaan petani terhadap pemerintah dalam upayanya melindungi petani dengan tidak melakukan kebijakan impor bawang, dengan kebijakan pelarangan impor bawang diharapkan harga segera membaik sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. (Penulis : Jarek Putradi, Penyuluh Pertanian Badung).
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><strong>Mengwi</strong> - Petani kelompok Subak Aya, di Desa Tumbak Bayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali sejak Senin (13/8/2018) melakukan kegiatan panen bawang merah. Kegiatan panen ini merupakan serangkaian kegiatan dari Pengembangan Bawang Merah Program Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung Tahun 2018 yang dilaksanakan di Subak Aya dengan target luas tanam 1,0 hektar dan varietas yang dikembangkan adalah Super Philip. Kegiatan panen diprediksi akan berakhir hingga akhir bulan Agustus.<br />
Semarak bertanam bawang merah oleh kelompok Subak Aya sangat terasa di Desa ini karena diluar kegiatan pengembangan bawang merah program TPID beberapa petani secara swadaya juga mengembangkan bawang merah dengan menggunakan varietas yang telah lama dikembangkan oleh petani di desa ini. Sehingga sampai pada bulan Agustus ini, luas tanam bawang merah komulatif termasuk Pengembangan Bawang Merah dari Program TPID di Subak Aya mencapai 1,55 hektar.<br />
Dari hasil 18 titik ubinan bawang merah varietas Super Philip seluas (1 m x 1 m) yang dilakukan penyuluh lapangan bersama kontak tani (pekaseh) dan petugas lapangan lainnya diperoleh rata-rata hasil 3,64 kg bawang merah basah atau setara dengan 27,3 ton/ha bawang merah basah dan diprediksi menjadi 16,38 ton/ha bawang merah kering.<br />
Menurut Pekaseh Subak Aya I Putu Mageng, pengembangan bawang merah varietas Super Philip sangat cocok dikembangkan diwilayahnya, umbi yang dihasilkan rata-rata berukuran besar dan rata-rata setiap rumpun terdapat 9 siung, sehingga pencapaian hasil di atas apabila dibandingkan pengalamannya tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 9,125 ton/ha bawang merah kering dirasa terjadi peningkatan hasil cukup fantastis bahkan petani pelaku pengembangan bawang merah merasa puas dengan pergantian varietas ini.<br />
Peningkatan produktivitas bawang merah juga didukung oleh semakin membaiknya pola bertanam bawang merah yang dilakukan petani, dimana mereka bertanam pada satu hamparan secara serentak sehingga mudah melakukan pengontrolan terhadap perkembangan tanaman serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.<br />
Sayang, keceriaan petani bawang merah karena telah berhasil mengembangkan bawang merah tahun ini tidak diikuti dengan membaiknya harga jual bawang merah. Harga bawang merah periode panen ini di pasar tradisional rendah yaitu sekitar Rp. 15.000,- per kilogram. Sementara itu kebutuhan bawang merah untuk konsumsi masyarakat Desa Tumbak Bayuh dirasa masih mencukupi, karena diluar program ini beberapa petani di subak-subak tetangga juga bertanam bawang merah dengan skala kecil-kecilan sebatas untuk kebutuhan keluarga petani. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal/tradisional petani lebih memilih menyimpan sementara (stock) sambil menunggu membaiknya harga komoditas bawang merah. Mudah-mudahan beberapa minggu kedepan harga bawang merah di pasar lokal/tradisional bisa meningkat, hal ini dikarenakan adanya kepercayaan petani terhadap pemerintah dalam upayanya melindungi petani dengan tidak melakukan kebijakan impor bawang, dengan kebijakan pelarangan impor bawang diharapkan harga segera membaik sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. (Penulis : Jarek Putradi, Penyuluh Pertanian Badung).</span></p>
<p style="text-align: justify;">
</p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 11px;"><em>(Penulis : Jarek Putradi, Penyuluh Pertanian Badung)</em></span></p>
Panen Bawang Merah Program TPID Kabupaten Badung di Subak Aya