Denpasar – Sebagai kawasan perkotaan menghadapi persoalan yang krusial dalam pertanian. Selain semakin kecilnya minat generasi muda menekuni pertanian, kini lahan pun semakin menyusut. Diperkirakan setiap tahun lahan sawah di Denpasar menyusut sekitar 20-30 hektar.
Alih fungsi lahan ini akibat semakin banyaknya kebutuhan akan perumahan. Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra saat dikonfirmasi, Senin (15/1) mengatakan, luas sawah di Kota Denpasar tahun 2017 sebanyak 2. 464 hektar, namun karena banyaknya alih fungsi dan pembuatan LC hingga awal tahun 2018 mengalami penyusutan menjadi 2.444 hektar.
Di antara empat kecamatan yang ada di Kota Denpasar, lahan yang paling sempit saat ini adalah wilayah Kecamatan Denpasar Barat yang hanya menyisakan lahan pertanian sebanyak 300 hektar dibanding kecamatan lainnya.
Ambara Putra mengatakan, pihaknya belum bisa membatasi penjualan tanah persawahan yang ada di Kota Denpasar. Karena saat ini belum ada Perda yang untuk mengikat penjualan lahan apalagi lahan tersebut milik pribadi. Sebelumnya jika perekonomian naik penyempitan lahan karena dijual untuk pembangunan hingga 30-40 persen setiap tahunnya.
Ambara mengungkapkan, pihaknya saat ini hanya bisa melakukan upaya pelestarian untuk menangkal hilangnya lahan pertanian di Kota Denpasar, dengan membentuk Subak Lestari. Subak lestari tersebut nantinya diperkuat dengan awig-awig yang ditetapkan oleh masing-masing desa yang didalamnya akan mengikat tentang pembangunan di kawasan persawahan.
Saat ini di Denpasar sudah ada lima subak lestari dengan luas 300 hektar. Lima subak tersebut yakni Subak Sembung, Subak Anggabaya, Subak Umadesa, Subak Umalayu, dan Subak Intaran. Subak Lestari ini sudah di tiga kecamatan, yakni Denpasar Utara, Denpasar Timur, dan Denpasar Selatan. “Untuk Denpasar Barat kami masi programkan walaupun disana paling banyak alih fungsi lahannya,” tandasnya.
Sumber : asmara / balipost
Media
2018-01-15 11:55:00
Oleh: badungkab
Dibaca: 868 Pengunjung
<h2 style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Denpasar – Sebagai kawasan perkotaan menghadapi persoalan yang krusial dalam pertanian. Selain semakin kecilnya minat generasi muda menekuni pertanian, kini lahan pun semakin menyusut. Diperkirakan setiap tahun lahan sawah di Denpasar menyusut sekitar 20-30 hektar.</span></h2>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Alih fungsi lahan ini akibat semakin banyaknya kebutuhan akan perumahan. Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra saat dikonfirmasi, Senin (15/1) mengatakan, luas sawah di Kota Denpasar tahun 2017 sebanyak 2. 464 hektar, namun karena banyaknya alih fungsi dan pembuatan LC hingga awal tahun 2018 mengalami penyusutan menjadi 2.444 hektar.</span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Di antara empat kecamatan yang ada di Kota Denpasar, lahan yang paling sempit saat ini adalah wilayah Kecamatan Denpasar Barat yang hanya menyisakan lahan pertanian sebanyak 300 hektar dibanding kecamatan lainnya.</span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Ambara Putra mengatakan, pihaknya belum bisa membatasi penjualan tanah persawahan yang ada di Kota Denpasar. Karena saat ini belum ada Perda yang untuk mengikat penjualan lahan apalagi lahan tersebut milik pribadi. Sebelumnya jika perekonomian naik penyempitan lahan karena dijual untuk pembangunan hingga 30-40 persen setiap tahunnya.</span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Ambara mengungkapkan, pihaknya saat ini hanya bisa melakukan upaya pelestarian untuk menangkal hilangnya lahan pertanian di Kota Denpasar, dengan membentuk Subak Lestari. Subak lestari tersebut nantinya diperkuat dengan awig-awig yang ditetapkan oleh masing-masing desa yang didalamnya akan mengikat tentang pembangunan di kawasan persawahan.</span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Saat ini di Denpasar sudah ada lima subak lestari dengan luas 300 hektar. Lima subak tersebut yakni Subak Sembung, Subak Anggabaya, Subak Umadesa, Subak Umalayu, dan Subak Intaran. Subak Lestari ini sudah di tiga kecamatan, yakni Denpasar Utara, Denpasar Timur, dan Denpasar Selatan. “Untuk Denpasar Barat kami masi programkan walaupun disana paling banyak alih fungsi lahannya,” tandasnya.</span></p>
<p style="text-align: justify;">
</p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12px;">Sumber : asmara / balipost</span></p>