Ditengah Harga Cabai Naik, Petani Malah Khawatirkan Hasil Panen
2018-01-11 10:50:00
Oleh: diperpa
Dibaca: 809 Pengunjung
Bangli – Harga cabai mulai merangkak naik. Naiknya harga cabai ini, disambut gembira oleh petani di Bangli. Namun ditengah naiknya harga cabai, petani justru merasa khawatir cabainya bakal gagal panen akibat curah hujan yang tinggi terus mengguyur wilayah Bangli.
Seperti yang diungkapkan seorang petani cabai di Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, I Wayan Suarjaya. Dia mengungkapkan, harga cabai di tingkat petani sudah masuk dalam kategori mahal. Untuk cabai ukuran besar sekarang I harganya Rp 22 ribu per kilogram.
Sementara untuk cabai jenis kecil harganya lebih mahal yakni Rp 35 ribu perkilogramnya. Mengingat sebelumnya harga cabai sempat anjlok sampai Rp 2 ribu perkilogramnya. Diakuinya, naiknya harga cabai karena memang pasokan dari petani sedikit. Karena dengan musim hujan seperti ini banyak petani cabai gagal panen.
“Harga cabai sekarang sudah lumayan mahal. Karena harganya sudah jauh diatas normal. Tapi harga sekarang belum termasuk sangat mahal, sebab dulu harganya sempat melambung tinggi mencapai Rp 60 ribu sampai Rp 75 ribu per kilogramnya. Dan semoga saja harga terus naik,” katanya.
Hanya saja kata Suarjaya, di tengah harga cabai mulai menggeliat, dirinya justeru was-was dengan musim hujan yang sudah mencapai puncaknya saat ini. Pasalnya, dengan hujan yang terus mengguyur banyak petani cabai yang mengalami gagal panen. Sebab, air hujan yang turun saat malam hari sangat rentan membuat buah cabai jadi ruak dan membusuk.
Jika harga cabai mulai membaik, berbanding terbalik dengan kol. Saat ini harga kol di tingkat petani masih berkutat di harga Rp 2.500 perkilogramnya. Murahnya harga kol disinyalir akibat banyaknya pasokan kol dari luar daerah yang amsuk ke Bali.
“Dengan harga kol masih Rp 2.500 perkilogram itu masih murah. Karena normalnya harga kol kisaran Rp 4.000 perkilogramnya. Padahal saat ini hasil panen cukup bagus dan sedikit yang gagal panen, namun harganya masih murah,”imbuh Suarjaya.
Sumber : Eka prananda / balipost
Media
2018-01-11 10:50:00
Oleh: badungkab
Dibaca: 809 Pengunjung
<h2 style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Bangli – Harga cabai mulai merangkak naik. Naiknya harga cabai ini, disambut gembira oleh petani di Bangli. Namun ditengah naiknya harga cabai, petani justru merasa khawatir cabainya bakal gagal panen akibat curah hujan yang tinggi terus mengguyur wilayah Bangli.</span></h2>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Seperti yang diungkapkan seorang petani cabai di Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, I Wayan Suarjaya. Dia mengungkapkan, harga cabai di tingkat petani sudah masuk dalam kategori mahal. Untuk cabai ukuran besar sekarang I harganya Rp 22 ribu per kilogram.</span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Sementara untuk cabai jenis kecil harganya lebih mahal yakni Rp 35 ribu perkilogramnya. Mengingat sebelumnya harga cabai sempat anjlok sampai Rp 2 ribu perkilogramnya. Diakuinya, naiknya harga cabai karena memang pasokan dari petani sedikit. Karena dengan musim hujan seperti ini banyak petani cabai gagal panen.</span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">“Harga cabai sekarang sudah lumayan mahal. Karena harganya sudah jauh diatas normal. Tapi harga sekarang belum termasuk sangat mahal, sebab dulu harganya sempat melambung tinggi mencapai Rp 60 ribu sampai Rp 75 ribu per kilogramnya. Dan semoga saja harga terus naik,” katanya.</span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Hanya saja kata Suarjaya, di tengah harga cabai mulai menggeliat, dirinya justeru was-was dengan musim hujan yang sudah mencapai puncaknya saat ini. Pasalnya, dengan hujan yang terus mengguyur banyak petani cabai yang mengalami gagal panen. Sebab, air hujan yang turun saat malam hari sangat rentan membuat buah cabai jadi ruak dan membusuk.</span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Jika harga cabai mulai membaik, berbanding terbalik dengan kol. Saat ini harga kol di tingkat petani masih berkutat di harga Rp 2.500 perkilogramnya. Murahnya harga kol disinyalir akibat banyaknya pasokan kol dari luar daerah yang amsuk ke Bali.</span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">“Dengan harga kol masih Rp 2.500 perkilogram itu masih murah. Karena normalnya harga kol kisaran Rp 4.000 perkilogramnya. Padahal saat ini hasil panen cukup bagus dan sedikit yang gagal panen, namun harganya masih murah,”imbuh Suarjaya. </span></p>
<p style="text-align: justify;">
</p>
<p style="text-align: justify;">
</p>
<p style="text-align: justify;">
<em><span style="font-size: 12px;">Sumber : Eka prananda / balipost</span></em></p>
Ditengah Harga Cabai Naik, Petani Malah Khawatirkan Hasil Panen