Wereng batang coklat (WBC) merusak tanaman padi dengan cara menghisap cairan tanaman sehingga tanaman menjadi kering seperti terbakar dan biasa disebut hopperburn. Wereng coklat merupakan hama r-strategi yaitu berkembang biak dengan cepat, dan cepat menemukan habitatnya (bervariasi) dan mudah beradaptasi dengan membentuk biotipe baru.
Ledakan wereng cokelat umumnya disebabkan oleh perubahan iklim. Iklim yang ekstrim atau cenderung basah sepanjang tahun (kemarau basah) efek dari La Ninia menyebabkan pola tanam petani berubah dari padi-padi-bera/palawija menjadi padi-padi-padi dikarenakan tersedianya pasokan air yang cukup. Hal ini yang kadangkala membuat pola serangan wereng setiap berkala setiap 10 dan 5 tahun.
WBC mempunyai tiga stadium pertumbuhan yaitu stadium telur, nimfa dan dewasa. Telur biasanya diletakkan pada jaringan pangkal pelepah daun, tetapi kalau populasinya tinggi telur diletakkan di ujung pelepah dan tulang daun. Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok telur terdiri dari 3-21 butir.
Satu ekor betina mampu meletakkan telur 100-500 butir.Telur menetas setelah 7-10 hari.Muncul wereng muda yang disebut nimfa dengan masa hidup 12-15 hari dan setelah fase ini menjadi wereng dewasa. Wereng batang coklat dewasa mempunyai dua bentuk, sayap panjang (makroptera) dan sayap pendek (brakiptera). Bentuk sayap panjang merupakan indikator populasi pendatang dan emigrasi.
Jika wereng yang berkembang pada tanaman padi yang berumur 2 atau 3 minggu setelah tanam, maka WBC bisa berkembang biak menjadi dua generasi. Tetapi bila wereng yang menyerang tanaman padi yang berumur 5-6 minggu setelah tanam, wereng yang berkembang biak hanya satu generasi yang puncak populasinya terjadi pada padi umur 9-10 minggu setelah tanam.
Wereng coklat juga dapat menularkan penyakit virus kerdil hampa(VKH) dan virus kerdil rumput (VKR) ; dua jenis VKR tipe 1 dan 2. VKH menyebabkan daun rombeng, tercabik, koyak, atau bergerigi, terkadang berwarna putih. tumbuh kerdil dengan tinggi 23,8-66,9% tertekan, keluar malai diperpanjang sampai 10 hari. Saat keluar malai tidak normal (tidak keluar penuh), daun bendera terjadi distorsi. Saat pematangan buah tidak mengisi dan menjadi hampa.
Pengendalian WBC dilakukan dengan cara :
(1) Penggunaan Varietas Tahan dan Pergiliran varietas
Penggunaan varietas tahan disesuaikan dengan keberadaan biotipe wereng coklat yang ada di lapangan. Saat ini, biotipe wereng coklat yang berkembang di lapang didominasi oleh biotipe 3 dan dibeberapa tempat telah ada biotipe 4 sehingga memerlukan varietas unggul baru (VUB) yang memiliki ketahanan terhadap biotipe tersebut. Badan Litbang Pertanian telah menyediakan beberapa VUB yang tahan terhadap biotipe tersebut, yaitu Inpari 13, Inpari 31 dan Inpari 33.
Pergiliran varietas tanaman padi antar musim. Yang dimaksud pergiliran varietas antar musim adalah menanam varietas tahan saat musim hujan dan menanam varietas kurang tahan saat musim kemarau. Pergiliran variatas tanaman padi satu musim tanam. Cara ini dilakukan dengan menanam padi yang tahan wereng saat awal musim hujan dan menanam varietas yang kurang tahan (rentan) saat akhir musim hujan.
(2) Tanam Padi serentak dan Ubah Pola Tanam
Wereng coklat imigran terbang bermigrasi tidak dapat dihalangi oleh sungai atau lautan. Bila suatu daerah panen atau puso maka wereng bersayap panjang akan terbang bermigrasi mencari tanaman muda dalam populasi tinggi, hinggap (landing) dan berkembang biak pada tanaman padi muda.
Bila areal tempat migrasi sempit, maka populasi imigran akan padat. Tanam serempak mengurangi sumber tanaman sakit dan membatasi waktu berkembang biak wereng Tanaman serempak dianjurkan minimal luasan 20 ha berdasarkan gradasi penyebaran penyakit (disease gradient) dari satu sumber inokulum. Bila Terdapat bulan kemarau basah hindari menanam padi bila pada musim sebelumnya telah dapat ditemukan serangan wereng.
(3) Pemasangan Perangkap Lampu, Pengendalian Insektisida dan Pesemaian
Sebagai alat bantu mengetahui serangan hama wereng dilakukan pemasangan Lampu perangkap yang dipasang pada ketinggian 150-250 cm dari permukaan tanah. Wereng yang pertama kali datang dipesemaian atau pertanaman adalah wereng makroptera betina/jantan imigran. Alat ini penting untuk mengetahui kehadiran wereng imigran dan dapat menangkap wereng dalam jumlah besar.
Hasil tangkapan dengan lampu 100 watt dapat mencapai 400.000 ekor/malam. Keputusan yang diambil setelah ada wereng pada perangkap lampu:
• Wereng-wereng yang tertangkap dikubur
• Keringkan pertanaman padi sampai retak; Segera setelah dikeringkan, kendalikan wereng pada tanaman padi dengan insektisida yang direkomendasi.
• Catat waktu kedatangan hama wereng (G0) dan hitung setelah 25-30 hari kemudian akan timbul imago wereng coklat generasi ke-1. Generasi ke-2 akan muncul 25-30 hari kemudian.
• Gunakan insektisida dengan bahan aktif, pymetrozine dinotefuran yaitu pada saat ada imigran makroptera generasi nol (G0) dan saat generasi ke 1 (G1) yaitu nimfa-nimfa yang muncul dari wereng imigran. Satu jenis insektisida tidak digunakan terus menerus dalam jangka waktu lama.
• Pengendalian wereng harus selesai pada generasi ke 1 atau paling lambat pada generasi ke 2.
• Setiap menggunakan insektisida dilakukan pengeringan area sawah sebelum aplikasi insektisida baik yang semprotan atau butiran. Aplikasi insektisida dilakukan saat air embun tidak ada antara pukul 08.00 pagi sampai pukul 11.00, dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai pada batang padi.
• Bila insektisida semprotan yang digunakan tidak atau kurang manjur maka pengendalian wereng coklat perlu didobel dengan memberikan insektisida sistemik melalui akar.
• Penetapan waktu pesemaian ditentukan oleh kapan puncak wereng imigran yang tertangkap lampu perangkap. Bila datangnya wereng imigran tidak tumpang tindih antara generasi maka pesemaian hendaknya dilakukan pada 15 hari setelah puncak imigran. Bila ternyata jumlah serangan wereng seperti dua puncak (naik turun) maka pincak terakhir yang digunakan sebagai puncak imigran dan ditanam setelah 15 hari.
(4) Tanam Benih Langsung dan Jajar Legowo
Pembelajaran dari pengendalian tungro, Proses menghilangkan gulma, singgang dan voluntir akan mengurangi sumber inokulum pada awal pertumbuhan tanaman. Disarankan petani membuat pesemaian setelah lahan dibersihkan atau tanam padi dengan cara tabur benih langsung (tabela). Pada cara tanam padi dengan tabela, lahan dibersihkan dan diratakan terlebih dahulu sebelum benih ditabur.
Dengan demikan inokulum telah berkurang pada awal pertumbuhan tanaman. Tabela akan lebih efektif mengurangi serangan tungro bila dilakukan serempak minimal 20 ha.
Tanam jajar legowo menyebabkan kondisi iklim mikro dibawah kanopi tanaman kurang mendukung perkembangan patogen. Pada tanaman padi dengan sebaran ruang legowo, wereng hijau kurang aktif berpindah antar rumpun, sehingga penyebaran virus terbatas.
Selain itu tikus yang lebih senang memakan tanaman yang berada di tengah petakan, pada padi yang ditanam jajar legowo, tikus kurang betah untuk memakan tanaman. Begitu juga serangan penyakit hawar daun bakteri berkurang.
(5) Menggunakan Musuh alami dan Jamur
Menggunakan jamur musuh alami hama wereng coklat sebagai contoh yang sudah biasa dipraktekkan adalah menggunakan jamur Metharizium anisopleae dan jamur Beuveria basiana.
Pengendalian menggunakan musuh alami/ predator (paedorus fuscifes, laba-laba, cooccinella sp, Ophionea nigrofasciata dll).
Untuk memanfaatkan predator ini kita harus melakukan pengamatan minimal 1 minggu 1 kali dan gunakan insektisida yang selektif untuk menghindari terbunuhnya musuh alami tersebut.
Sumber : unsurtani.com
Media
- 2018-10-26 10:10:00
- Oleh: badungkab
- Dibaca: 4181 Pengunjung