Tanaman padi merupakan tanaman yang membutuhkan cukup banyak air untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Sesuai namanya, untuk memenuhi kebutuhan air, sawah tadah hujan sangat tergantung pada curah hujan yang tersedia. Selain permasalahan keterbatasan sumber air, lahan tadah hujan juga umumnya memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan rentan terhadap serangan penyakit blas. Sehingga tidak heran produktivitas hasil usahatani padi pada lahan tadah hujan masih rendah.
Upaya mendongkrak produktivitas usahatani padi pada lahan tadah hujan salah satunya dengan menanam varietas unggul baru. Saat ini, Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah menghasilkan beberapa varietas unggul baru padi yang sesuai dengan kondisi lahan tadah hujan. Salah satu sifat yang harus dimiliki varietas padi untuk lahan sawah tadah hujan adalah ketahanan terhadap penyakit blas. Varietas padi tersebut umumnya memiliki keunggulan tahan terhadap penyakit blas.
Berikut deskripsi beberapa VUB padi untuk lahan tadah hujan, yaitu: (1) Inpari 38 Tadah Hujan, (2) Inpari 39 Tadah Hujan, dan (3) Inpari 41 Tadah Hujan.
Inpari 38 Tadah Hujan Agritan
Inpari 38 Tadah Hujan Agritan telah teruji hasilnya pada kondisi kering. Inpari 38 Tadah Hujan memiliki tinggi tanaman relatif pendek namun potensi hasilnya tinggi. Potensi hasil mencapai 8,16 ton per hektar dan hasil gabah kering giling sebanyak 5,71 ton per hektar.
Inpari 38 Tadah Hujan Agritan juga berumur genjah, dan agak toleran terhadap kekeringan. Keunggulan lainnya adalah agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, tahan sampai agak tahan penyakit blas, tetapi rentan terhadap hama wereng coklat dan penyakit tungro. Selain itu, Inpari 38 Tadah Hujan Agritan cocok ditanam pada ekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl.
Varietas Inpari 39 Tadah Hujan Agritan
Inpari 39 Tadah Hujan juga memiliki potensi hasil cukup tinggi. Potensi hasil gabah kering giling sebanyak 5,89 ton per hektar dengan potensi hasil mencapai 8,45 ton per hektar. Inpari 39 Tadah Hujan termasuk berumur genjah, dapat dipanen pada umur sekitar 115-119 hari setelah sebar.
Inpari 39 Tadah Hujan Agritan rendemen beras gilingnya cukup tinggi, yaitu ± 69,4%. Tekstur nasinya pulen. Inpari 39 Tadah Hujan Agritan agak rentan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3. Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, rentan terhadap strain IV dan VIII.
Agak tahan terhadap penyakit blas ras 073, ras 033, ras 133 dan 173. Rentan terhadap virus tungro. Keunggulan lain varietas ini adalah toleran kekeringan. Cocok ditanam di ekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 dpl.
Inpari 41 Tadah Hujan
Inpari 41 Tadah Hujan dihasilkan dari tetua yang memiliki sifat toleran kekeringan, tahan terhadap penyakit blas serta mutu beras baik. Tetua Inpari 41 Tadah Hujan berasal dari varietas Limboto/Towuti/Ciherang. Rata-rata hasil gabah kering giling Inpari 41 Tadah Hujan sebanyak 5,57 ton per hektar dengan potensi hasil 7,83 t/ha, berumur genjah (114 hari), dan agak toleran terhadap kekeringan.
Selain keunggulan potensi hasil yang tinggi, varietas Inpari 41 Tadah Hujan juga agak tahan terhadap penyakit blas dan agak tahan penyakit hawar daun bakteri strain III, akan tetapi agak rentan terhadap hama wereng coklat dan tungro.
Sumber : Balai Besar Penelitian Padi. 2016.
Media
- 2018-10-26 10:10:00
- Oleh: badungkab
- Dibaca: 11099 Pengunjung