Ubikayu memiliki peran yang sangat penting dan strategis di masa depan. Sebagai sumber karbohidrat dan kalori, ubikayu berfungsi sebagai penyangga ketahanan dan keamanan pangan, diversifikasi pangan, bahan baku industri yang penting untuk menghasilkan produk turunan yang sangat banyak Ubi kayu dikenal sebagai tanaman yang banyak manfaatnya baik ubinya maupun pucuk daunnya, tanaman ini mudah ditanam, namun demikian untuk dapat menghasilkan produksi yang tinggi tentunya perlu diperhatikan teknologi yang dapat diterapkan.
Hasil ubikayu dipengauhi oleh faktor genetik, lingkungan tumbuh dan menejemen. Ada juga pendapat bahwa Produksi dipengaruhi oleh sumberdaya alam, sumberdaya manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Iman dan Taqwa, serta keuangan.
Secara teknis, teknologi budidaya ubikayu meliputi: a). Penyiapan lahan, b). Pemilihan Varietas, c). Penentuan jarak tanam, d). Pemupukan, e). Pengendalian OPT, f). Pengairan, dan g). Panen.
a). Penyiapan lahan
Penyiapan lahan sangat ditentukan oleh jenis tanah, fisik tanah (tekstur, struktur, daya simpan air, sifat kimiawi tanah (pH, status hara, kadar bahan organik, senyawa beracun), dan kesuburan hayati tanah. Penyiapan lahan dapat dilakukan dalam bentuk bedengan dengan lebar antara 2-4 m ataupun guludan dengan lebar x tinggi : (60-100cm) x (30-50 cm).
b). Pemilihan varietas
Pemilihan varietas sebaiknya menggunakan varietas unggul ubikayu seperti Litbang UK 2, ataupun UK1 Agritan, maupun varietas unggul lokal seperti Faroka, Sembung, Manggu, Pandemir, Cecekijo, Gajah, dll.
c). Penentuan Jarak Tanam
Penentuan jarak tanam yang dipilih tergantung pada sifat genetik ubikayu (tipe tumbuh langsing atau gemuk atau rimbun). Ubikayu yang rimbun tentu menghendaki jarak tanam yang lebih lebar. Jarak tanam berkisar antar baris x dalam baris antara 60-125 cm) x (60-125 cm).
d). Pemupukan
Pemupukan ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah, daya hasil ubikayu, target produksi dan biaya yang tersedia. Pemupukan dapat digunakan pupuk organik, antara lain pupuk kandang kotoran ternak dan pupuk kompos. Pupuk anorganik dapat berupa pupuk tunggal seperti urea, ZA, SP36, KCl atau penggunaan pupuk lengkap seperti Phonska (NPK).
e). Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan atau pruning, dsb. Budidaya ubikayu dapat dilakukan secara konvensional, setengah mekanisasi maupun mekanisasi penuh. Cara mekanisasi penuh umumnya dilakukan pada skala perusahaan.
f). Pengendalian OPT
Pengendalian organisme pengganggu tanaman meliputi gulma, hama dan penyakit. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara mekanis (disiang), maupun dengan menggunakan herbisida. Pengendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida kimia maupun bio-pestisida.
g). Pengairan
Pengairan disesuaikan dengan tipe lahan dan iklim.
h). Panen
Panen ditentukan oleh umur varietas dan kebutuhan ekonomi produsennya, ubikayu berumur genjah dapat dipanen umur 6 bulan dan yang normal antara umur 8-12 bulan. Percobaan pemupukan beberapa varietas unggul ubikayu pada tanah Alfisol di Malang Selatan dapat mencapai hasil 60-120 t/ha. Teknologi budidaya ubikayu bersifat dinamis. Ragam teknologi budidaya ubikayu dapat disusun menurut ragam agroekologi, ragam varietas atau klon, dan ragam pengelolaan (menejemen) budidaya ubikayu.
Paket teknologi budidaya ubikayu terdiri atas komponen-komponen teknologi, mulai dari penyiapan lahan, pemilihan varietas, pengaturan jarak tanam, pemupukan, pemeliharaan, pengairan, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), dan panen. Masing-masing komponen teknologi dapat bervariasi sesuai dengan kondisi abiotik dan biotik lokasi di mana ubikayu akan dikembangkan. Penyiapan lahan meliputi pengolahan tanah dan pengguludan atau pembuatan bedengan dengan ukuran yang beragam.
Berdasarkan referensi baik dari hasil penelitian maupun testimoni lapangan maka dapat diinventarisasi ragam teknologi budidaya ubikayu yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk praktek pengembangan sistem produksi ubikayu sesuai dengan ciri spesifik agroekologinya.
Namun sebagai catatan dapat diacu hal-hal sebagai berikut: Amelioran (dolomit, kaptan) lebih baik diberikan pada lahan2 masam dengan takaran 300-500 kg/ha; Rekomendasi nasional N,P,K : 200 Urea +100 SP35 +100 KCl kg/ha; inovasi : inovasi kg NPK/ha = 300 Urea + 200 SP36 + 300 KCl + PPC +500 kg Dolomit (input tinggi) ); v= Perendaman stek bibit menggunakan hormone auksin (pemacu akar), sitokinin (pemacu tunas baru) dan giberilin (pembesaran) juga sangat bagus dilakukan sebelum stek ditanam.
Sumber : ilmubudaya.com
Media
- 2018-10-26 10:10:00
- Oleh: badungkab
- Dibaca: 3836 Pengunjung