Untuk mendukung program Upaya Khusus (UPSUS) dalam meningkatkan luas tambah tanam (LTT) perlu dilakukan suatu terobosan baru dengan bercocok tanam Pola Tumpang Sari Tanaman . Tumpang Sari Tanaman yang suka disebut Turiman.
Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak di lapangan merupakan mitra terdepan yang berhubungan langsung dengan petani. Dalam tugasnya penyuluh pertanian diharapkan dapat membantu pelaku utama dan pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas usahataninya demi mencapai kesejahteraan. Pendampingan oleh penyuluh dari mulai kelompoktani / gapoktan penerima bantuan mutlaklah perlu dilakukan agar kelompok tani / Gapoktan penerima bantuan program dapat mengoptimalkan bantuan yang diterima sehingga pendapatannya bisa meningkat.
Bentuk pendampingan yang dapat dilakukan penyuluh pertanian dalam mensukseskan program UPSUS Pajale dengan melakukan kegiatan Turiman adalah sebagai berikut :
1. Penyiapan usulan CPCL
2. Pengawalan penerimaan benih yang diterima oleh calon petani yang mendapatkan program Turiman. Penerima Bantuan wajib menyimpan label benih dan mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan dalam bentuk foto Open Camera.
3. Pendampingan dalam kegiatan pengolahan lahan, Untuk lahan sawah pengolahan tanah dengan olah tanah minimum dan tanpa olah tanah (TOT). Olah tanah minimum dilakukan setelah panen padi sawah dengan cukup membersihkan lahan dari tunggul jerami dan rumput. Selanjutnya dibuat alur bajak untuk tanam. Saluran drainase keliling lahan disiapkan. Pengolahan tanah di lahan kering dilakukan sebelum turun hujan dengan cangkul atau garpu. Pada daerah dengan kondisi tanah ringan, pengolahan tanah cukup dengan pembajakan 1 kali dan diratakan dengan garpu satu kali.
4. Pendampingan dan pengawalan dalam penanaman tumpangsari, dapat dipilih dengan kombinasi: a. Padi gogo + Jagung, b. Padi gogo + Kedelai, c. Jagung + Kedelai.
Penanaman Padi Gogo – Jagung
a. Setelah kondisi lahan optimal, segera dilakukan penanaman benih padi dengan tugal. Jarak tanam padi gogo adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (dalam barisan), sedangkan jarak tanam jagung 40 cm (antar barisan) x 12,5 cm (dalam barisan). Sedangkan jarak antara blok padi atau jagung disesuaikan dengan perhitungan populasi dan/atau disesuaikan dengan lebar combine harvester untuk mempermudahkan pada waktu pemanenan.
b. Untuk pertanaman padi gogo dilakukan lebih awal dengan selang waktu tiga minggu sebelum penanaman jagung.
c. Penanaman benih padi sebanyak 5-7 biji per lubang, sehingga akan digunakan benih sebanyak 50 kg/ha. Penanaman benih jagung sebanyak 1 biji per lubang, sehingga akan digunakan benih sebanyak 30 kg/ha.
d. Populasi tanaman per hektar pada sistem tumpangsari ini menggunakan populasi rapat, kurang lebih 250.000 rumpun/ha untuk padi dan 100.000 batang/ha untuk jagung. Gambar 1. Jarak Tanam Tumpangsari Padi-Jagung
Penanaman Padi Gogo – Kedelai
a. Setelah kondisi lahan optimal, segera dilakukan penanaman benih padi dengan tugal. Jarak tanam padi gogo adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (dalam barisan), sedangkan jarak tanam kedelai 30 cm (antar barisan) x 10 cm (dalam barisan). Sedangkan jarak antara blok padi atau kedelai adalah disesuaikan dengan perhitungan populasi dan/atau disesuaikan dengan lebar combine harvester untuk mempermudahkan pada waktu pemanenan.
b. Untuk penanaman padi dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan penanaman kedelai atau akan lebih baik bilamana dapat dilakukan penanaman padi lebih awal sekitar 2 (dua) minggu sebelum penanaman kedelai.
c. Penanaman benih padi sebanyak 3-5 benih per lubang, sehingga digunakan benih sebanyak 50 kg/ha. Penanaman benih kedelai sebanyak 2-3 benih per lubang, sehingga digunakan benih sebanyak 70 kg/ha.
d. Populasi tanaman per hektar pada sistem tumpangsari ini menggunaka Jarak Tanam Tumpangsari Padi-Kedelai
Penanaman . Jagung – Kedelai
a. Setelah kondisi lahan optimal, segera dilakukan penanaman benih jagung dengan tugal. Jarak tanam jagung 40 cm (antar barisan) x 12,5 cm (dalam barisan), sedangkan jarak tanam kedelai 30 cm (antar barisan) x 10 cm (dalam barisan). Jarak barisan antara jagung dan kedelai adalah 40 cm, sedangkan jarak antara blok jagung atau kedelai adalah disesuaikan dengan perhitungan populasi dan/atau disesuaikan dengan lebar combine harvester untuk mempermudahkan pada waktu pemanenan.
b. Untuk pertanaman kedelai dilakukan lebih awal dengan selang waktu tiga minggu sebelum penanaman jagung.
c. Penanaman benih kedelai sebanyak 2-3 benih per lubang, sehingga digunakan benih sebanyak 70 kg/ha. Penanaman 19 benih jagung sebanyak 1 benih per lubang, sehingga digunakan benih sebanyak 25 kg/ha.
d. Populasi tanaman per hektar pada sistem tumpangsari ini menggunakan populasi rapat, kurang lebih 100.000 batang/ha untuk jagung dan 300.000 batang/ha untuk kedelai.
e. Untuk lahan yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum tanam, benih kedelai dimasukkan dalam ember berisi air yang telah dicampur inokulan rhizobium untuk membasahi benih dengan larutan tersebut. Bisa juga menggunakan tanah secukupnya bekas ditanami kacang-kacangan sampai menutupi permukaan tanah yang akan ditanami kedelai. Jarak Tanam Tumpangsari Jagung-Kedelai
5. Pendampingan dalam pemeliharaan antara lain
Pemupukan
a. Untuk sistem Tumpangsari Padi Gogo – Jagung dan Padi Gogo – Kedelai, pemupukan menggunakan rekomendasi untuk padi gogo. sedangkan tanaman jagung dan kedelai memperoleh manfaat dari pemupukan padi gogo. Pupuk organik diberikan setelah tanam dengan menutup lubang tanam padi gogo, jagung dan kedelai.
b. Untuk sistem Tumpangsari Jagung – Kedelai, pemupukan menggunakan rekomendasi untuk jagung. sedangkan tanaman jagung dan kedelai memperoleh manfaat dari pemupukan jagung. Pupuk organik diberikan setelah tanam dengan menutup lubang tanam jagung dan kedelai.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dapat dikombinasikan dengan herbisida dan penyiangan manual, dengan teknik sebagai berikut :
- Penyemprotan herbisida purna tumbuh pada umur + 15 hari dengan dosis menurut petunjuk. • Penyiangan secara manual umur + 30 hari atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.
- Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan menerapkan kaidah pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) yang meliputi pengelolaan/pemilihan varietas yang tepat, pengelolaan 21 kultur teknis dan pengendalian biologis, sedangkan penggunaan pestisida dilaksanakan bila populasi hama melampaui batas ambang kendali.
6. Pengawalan dan pendampingan dalam kegiatan Panen
Panen dilakukan pada saat matang fisiologis yaitu untuk padi gogo bilamana 90% bulir padi telah menguning; untuk jagung bila biji telah mengeras dan membentuk lapisan hitam 50% dan klobot sudah mengering; dan pada kedelai bila polong pada batang utama berwarna coklat dan 95% daun telah menguning.
Panen dilakukan menggunakan power thresher atau combine harvester.
Gabah, tongkol dan polong yang dihasilkan dikeringkan dengan dryer atau dijemur hingga mencapai kadar air sekitar 14%.
7. Pendampingan dalam mengevaluasi kegiatan dan dalam penyusunan pelaporan juga diperlukan untuk memperbaiki kegiatan yang sdh dilakukan. Atau diselenggarakan.
Demikian paling tidak kegiatan yang wajib dikawal, tentunya masih ada kegiatan-kegiatan lain yg perlu dikawal juga seperti misalnya kegiatan pasca panen dan kegiatan pemeliharaan lainnya,
sumber : Juknis Tumpang sari 2018
Media
- 2018-10-26 10:10:00
- Oleh: badungkab
- Dibaca: 4527 Pengunjung