Salah satu komponen penting dalam sistem produksi ternak adalah pakan. Pakan ini bahkan mencakup hingga 70% dari total biaya produksi. Tingginya biaya produksi ternak umumnya dikarenakan sistem penyediaan pakan yang belum efisien dan masih mengandalkan pakan konsentrat yang berasal dari biji-bijian, serealia dan limbah agro industri sebagai pakan utama. Sementara biji-bijian dan serealia tersebut juga digunakan untuk industri yang lain. Akibatnya, keberadaannya tentu saja semakin langka, harganya mahal serta relatif sulit terjangkau oleh peternakan rakyat.
Untuk menyiasatinya perlu upaya alternatif agar kebutuhan pakan ternak tetap tercukupi baik kuantitas maupun kualitas. Caranya dengan memanfaatkan tumbuhan atau hijauan sebagai pakan tambahan ternak. Salah satu tumbuhan yang sudah dikenal para peternak sebagai pakan alternatif yang menguntungkan adalah indigofera.
Indigofera merupakan hijauan pakan ternak jenis leguminosa. Selain memiliki nutrisi yang tinggi, tanaman ini dulu sering dimanfaatkan sebagai pewarna alami pakaian.Tanaman indigofera dibawa oleh bangsa Eropa ke Indonesia. Sekarang, tanaman yang dikenal juga dengan nama Tarum ini sudah tersebar di mana-mana karena mudah beradaptasi. Tanaman indigofera memiliki kandungan fosfor, kalsium dan nitrogen yang tinggi sehingga merupakan sumber pakan ternak yang baik. Saat ini banyak orang terutama peternak yang ingin tahu cara menanam dan membudidayakan indigofera yang baik. Semua itu tentu saja untuk tujuan pemenuhan pakan tambahan bagi ternak-ternaknya.
Banyak sekali keuntungan menanam indigofera ini untuk pakan ternak, karena disamping tanaman ini mudah tumbuh juga minim perawatan sehingga tidak akan menguras banyak waktu, tenaga dan biaya untuk mendapatkan pakan ternak. Tanaman indigofera juga mampu hidup dengan subur baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Jadi, tidak perlu khawatir akan gagal membudidayakan tanaman indigofera ini karena cara menanam indigofera ini memang sangatlah mudah.
Ciri-ciri indigofera antara lain :
a) tergolong leguminosa dari kelompok kacangan dengan genus Indigofera yang mempunyai bentuk pohon dengan ukuran sedang;
b) tumbuh tegak, jumlah cabang banyak, akar bisa menembus tanah cukup dalam;
c) warna daun hijau terang pada bagian permukaan dan umur 12 bulan sudah berbunga dengan bunga berwarna unggu;
d) pada umur 12 bulan tinggi tanaman bisa mencapai 2 meter dengan diameter batang 18-20 cm;
e) bisa tumbuh dengan baik pada daerah ketinggian sampai 1.200 m dari permukaan laut, pada tanah yang kurang subur dan tahan terhadap musim kemarau yang panjang.
Perbanyakan tanaman Indigofera dapat dilakukan dengan menggunakan biji, tidak bisa diperbanyak dengan memakai steak (batang). Biji disemaikan lebih dahulu di dalam polybag selama 60 hari kemudian sesudah tumbuh lalu ditanam. Tingkat pertumbuhan penanaman dengan biji sekitar 80%. Produksi Indigofera pada saat tanaman berumur satu tahun dengan jarak tanam 1 x 0,5 meter dapat menghasilkan produksi bahan kering 33,25 ton/ha/thn dengan interval pemotongan 3 bulan sekali dengan tinggi pemotongan 1,5 m di atas permukaan tanah. Setelah pemangkasan 1,5 meter setiap pohon rata-rata tumbuh 28 tunas dengan rasio daun dengan batang 0.72.
Kandungan Nutrisi Indigofera kaya akan protein, kalsium dan fosfor. Indigofera berumur 1 tahun dengan interval pemotongan 3 bulan terkandung protein kasar(PK) rata-rata 23,20%, bahan organik 90,68%, NDF 36,72%, fosfor 0,83% dan kandungan kalsium 1,23%. Dengan kandungan nutrisi tersebut, tanaman Indigofera sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing sepanjang tahun.
Pemanfaatan Indigofera sebagai pakan ternak dapat menggunakan berbagai teknologi. Diantaranya : Indigofera segar dicampur dengan rumput lapang atau jenis rumput yang diintroduksi; teknologi silase dengan bahan tambahan molasses; Indigofera diberikan dalam bentuk tepung dengan cara dikeringkan di sinar matahari selama kurang lebih 2 hari setelah itu selanjutnya digiling dengan mesin penggiling hingga menghasilkan tepung pakan.
Tanaman Indigofera yang diberikan pada ternak dengan taraf pemberiaan Indigofera 45% ditambah rumput Brachiaria ruziziensis 55% menghasilkan angka konsumsi bahan kering, Indigofera 190 ekor/gr/hari dan Brachiaria ruziziensis 232 ekor/gr/hari dengan total konsumsi 422 gr/ekor/hari. Selanjutnya menghasilkan respon ternak terhadap pemberian Indigofera dan rumput segar terhadap pertambahan bobot badan harian hidup ternak adalah 52,38 gr/ekor/hari dengan efisiensi penggunaan pakan 0.12.
Pemanfaatan teknologi silase Indigofera untuk pakan ternak, yakni : tanaman Indigofera segar kurang lebih 100 kg dilayukan selama 4 jam di sinar matahari lalu ditambahkan dengan molases dengan takaran 15% dari berat Indigofera segar, setelah itu dicampur rata lalu dimasukkan ke dalam tong silo yang kedap udara lalu didiamkan selama 30 hari. Pemberiaan silase Indigofera pada pakan ternak dengan porsi pemberiaan 65% silase Indigofera ditambahkan 35% pakan konsentrat. Cara ini menghasilkan angka konsumsi bahan kering ternak sebesar 452 gr/ekor/hari dan menghasilkan respon ternak terhadap pemberiaan silase Indigofera terhadap pertambahan bobot badan harian hidup ternak 93 gr/ekor/hari.
Semoga dengan mengikuti dan mempraktekkan pemanfaatan indigofera dengan baik dapat memperoleh hasil yang optimal sehingga kebutuhan pakan ternak berupa hijauan dapat terpenuhi.
Media
- 2018-09-29 10:05:00
- Oleh: badungkab
- Dibaca: 21562 Pengunjung