Sebagai negara agraris Indonesia memiliki potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat besar. Namun, di sisi lain pekerjaan sebagai petani yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup masyarakat suatu negara dianggap tidak memiliki martabat yang tinggi dan menjadi peluang untuk berpenghasilan yang lebih besar.
Potret petani adalah orang yang lanjut usia, kumuh, kotor, dan tidak berpendidikan sangat melekat saat ini, dan hal ini menjadi tugas kita semua untuk merubahnya.
Berikut ini beberapa tips dan trik agar kita dapat berkarya dan menjadi petani sukses :
1. Jangan Gengsi
Yang paling utama adalah harus memiliki perasaan yang bangga terhadap pekerjaan menjadi petani. Tanpa adanya petani, orang tidak akan bisa mendapatkan beras dan bahan makanan. Oleh karena itu, kita tak perlu merasa gengsi dengan pekerjaan yang kita pilih ini. Terlebih lagi, predikat Indonesia sebagai negara agraris harus dibangkitkan kembali. Sebagai generasi muda, tak ada salahnya memilih pekerjaan menjadi petani. Apalagi bila kita mungkin seorang sarjana pertanian, hal ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengamalkan ilmu yang Anda peroleh selama ini. Kita harus bangga karena dengan menjadi petani, Anda meneruskan generasi yang menopang kebutuhan pangan bangsa ini. Dan kita juga harus bangga karena ilmu yang dipelajari berguna untuk kehidupan orang lain.
2. Petani Harus Pandai Berinovasi dan memanfaatkan teknologi
Jangan hanya berpedoman pada cara bertani yang telah menjadi warisan turun menurun, saat ini petani harus pandai berinovasi dalam bentuk pembibitan maupun teknologi dalam berproduksi. Inovasi banyak yang telah diciptakan oleh beberapa petani kreatif atau bahkan juga sering diciptakan oleh peneliti maupunmahasiswa di seluruh penjuru tanah air. Untuk mengetahui berbagai inovasi yang ada, petani harus mau dan mampu untuk memanfaatkan teknologi yang ada khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Dalam hitungan detik, petani dimanapun dapat mengetahui inovasi-inovasi terbaru.
Adanya inovasi di bidang pertanian memiliki efek yang dapat meningkatkan hasil produksi dan membuat seluruh aktivitas pertanian di Indonesia lebih efektif dan efisien. Ketika kegiatan produksi pertanian ini dilakukan dengan efektif dan efisien, biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit namun didapatkan hasil yang memuaskan atau optimal.
Negara maju sebagian besar memiliki petani kreatif dan telah menciptakan berbagai inovasi terbaru di bidang pertanian yang berujung pada meningkatnya hasil panen sehingga kesejahteraan petani lebih baik.
3. Bergabung Dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau Kelembagaan Ekonomi Petani
Permasalahan krusial yang sudah biasa dialami oleh petani Indonesia adalah dipermainkan oleh tengkulak. Ketika panen raya tiba, banyak petani di Indonesia yang menjual hasil panen pada pengepul atau tengkulak. Karena menjual secara individu dan hampir sebagian besar memiliki jenis atau komoditas yang sama mengakibatkan tengkulak bertindak semena-mena. Mereka dengan sengaja membeli dengan harga murah.
Petani Indonesia yang kebanyakan kurang mengetahui kabar pasar dengan mudahnya masuk dalam permainan tengkulak. Dari kejadian ini petani mendapatkan harga jual yang relatif rendah dan banyak kasus diantara mereka mengalami kerugian karena biaya produksi yang tidak sebanding dengan hasil panen. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau Kelembagaan Ekonomi Petani adalah jalan yang tepat untuk para petani agar bisa meningkatkan harga jual hasil panennya. Jika petani-petani membentuk satu kelompok dengan beranggotakan minimal 20 orang lalu menjual hasil panen mereka secara kolektif pastinya akan terkumpul dalam jumlah yang sangat besar. Nah disinilah para petani bisa bertindak sebagai price maker dan tingkat harga yang mereka dapatkan dapat lebih tinggi.
Jalan yang lebih efektif yaitu dengan memotong rantai pemasaran. Para petani yang telah bergabung dalam suatu koperasi tidak harus menjual ke pengepul atau tengkulah, tetapi mereka langsung menjual ke pedagang besar. Nah disitulah harga yang mereka dapatkan jauh lebih tinggi dibanding dengan dijual ke tengkulak.
Kesulitan modal memang sering dirasakan oleh petani kita. Lahan yang tidak seberapa tetapi harga pupuk dan input produksi yang semakin mahal membuat kegiatan pertanian menjadi lebih cepat ditinggalkan. Banyak dari kalangan petani yang meminjam uang untuk dijadikan modal pada tengkulak. Untuk nantinya ketika membayar pinjaman itu melalui pemotongan hasil jual panen mereka pada tengkulak. Hal ini membuat petani rugi dua kali. Dipotong dan dibeli dengan harga yang murah. Petani bisa meminjam modal pada suatu lembaga yang tidak memberikan bunga yang besar, semacam koperasi yang memang koperasi tersebut bergerak dengan azas kekeluargaan, bukan koperasi abal-abal yang bahkan memberikan bunga lebih besar daripada lembaga keuangan lainnya.
4. Memperluas Jaringan Pasar
Pengetahuan tentang pasar sangat diperlukan bagi petani. Bagaimana cara mereka memasarkan produk mereka dan bagaimana fluktuasi harga yang terjadi. Supaya tidak terjebak dengan para oknum tertentu yang memberikan harga murah padahal harga yang sebenarnya lebih tinggi. Dengan perluasan pasar, membuat para petani bisa memperluas jaringan dan menawarkan serta mengenalkan produknya ke wilayah yang lebih luas. Pada zaman sekarang yang serba online, perluasan pasar juga semakin mudah dilakukan dengan cara bergabung ke marketplace dan komunitas agribisnis online. Dengan bergabung kita bisa menambah jaringan pasar kita sehingga semakin besar peluang agar produk kita terjual.
5. Peningkatan Kualitas Produk Pertanian
Untuk menjadi petani yang sukses harus diawali dulu dengan hasil produk pertaniannya yang baik. Kualitas yang ditawarkan harus sesuai dengan harga yang diminta. Mutu produk , ukuran, kuantitas dalam satu lahan yang lebih banyak, serta aspek-aspek lainnya yang mempengaruhi nilai jual suatu komoditas pertanian tertentu.
6. Cerdas Mengambil Peluang
Kebiasaan yang sering dilakukan oleh petani Indonesia adalah sering seragam saat memulai musim pertanian. Ketika satu waktu ada yang menanam cabai karena harga mahal, hampir semua petani menanam cabai secara bersamaan. Ketika hari panen tiba, kuantitas cabai membludak dan berakibat pada jatuhnya harga. Belum lagi ketika dalam satu areal persawahan yang komoditas tanamannya sama dapat mempercepat penyebaran hama.
Petani pun hendaknya melakukan tes pasar, apa yang sedang diminati oleh masyarakat?. Untuk menjadi petani yang sukses harus cerdas mengambil peluang. Berani beda dengan menanam komoditas yang diusahakan tidak terlalu banyak ditanam oleh petani lainnya dalam kurun waktu tersebut. Alhasil ketika panen kuantitas komoditas yang ditanam pun bisa mempertahankan harga dan mendapatkan harga yang relatif lebih tinggi karena jumlahnya yang memang tidak membludak.
Selain itu, petani harus cerdas membaca permintaan di masa yang akan datang. Apa saja yang akan dibutuhkan oleh konsumen. Untuk selanjutnya supaya ketika panen tiba, komoditas yang dipunyai oleh petani bisa seluruhnya terjual dengan harga yang relatif tinggi karena memang sedang dibutuhkan oleh konsumen saat itu.
7. Pintar Memahami Lingkungan
Untuk keahlian yang satu ini mungkin petani Indonesia sudah menguasainya. Dari nenek moyang dulu petani di Indonesia diakui sudah andai membaca ramalan cuaca dan mengkorelasikan tanaman apa yang harus mereka tanam untuk mengurangi kemungkinan gagal panen dan masalah lainnya.
Nah, yuks kita coba tips diatas, kalau bukan kita,, siapa lagi yang akan menjadi produsen pangan untuk kebutuhan dalam negeri bahkan untuk kebutuhan luar negeri.
Sumber :
https://blog.agromaret.com › Teknologi dan Inovasi
Media
- 2018-09-29 03:05:00
- Oleh: badungkab
- Dibaca: 26541 Pengunjung