KABARTANI – Cara Budidaya Ciplukan Jumbo. Keberhasilan budidaya Ciplukan Jumbo Jumbo dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah persyaratan untuk tumbuh, penyiapan bibit, penanaman dan perawatan.
1.Syarat Tumbuh
Tanaman Ciplukan Jumbo cocok hidup di tanah yang subur, gembur, tidak tergenang air, dan memiliki pH mendekati netral. Tanaman Ciplukan Jumbo mampu hidup pada tanah yang kurus, agak padat, dan kurang terawat bersama tanaman liar yang lain. Kondisi lapisan olah tanah bagian atas sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman Ciplukan Jumbo. Tanaman Ciplukan Jumbo banyak ditemukan pada musim hujan. Oleh karena itu, tanaman Ciplukan Jumbo cocok dibudidayakan di daerah yang agak basah dan di tempat yang terbuka. Ciplukan Jumbo dapat hidup di dataran rendah hingga dataran dengan ketinggian sekitar 1.500 m dpl.
2.Penyiapan Bibit
Pembudidayaan tanaman Ciplukan Jumbo yang dilakukan dengan memanfaatkan bibit hasil perbanyakan generatif, memerlukan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut.
a. Penyiapan Benih
Benih disiapkan dari buah Ciplukan Jumbo yang tua dan matang dari tanaman Ciplukan Jumbo yang berumur lebih dari 2,5 bulan. Buah yang telah tua dan matang, bila dipijit dengan jari akan mengeluarkan daging buah yang lunak beserta bijinya. Biji ini digunakan sebagai benih yang siap disemai.
b. Penyiapan Media Semai
Penyemaian dilakukan untuk mengecambahkan biji-biji Ciplukan Jumbo sehingga tumbuh menjadi tanaman mini yang telah siap untuk dipindahkan ke lapangan. Tanah yang akan digunakan sebagai media persemaian harus berfisik halus dan gembur serta memiliki unsur hara yang cukup. Kondisi tanah tersebut memberikan kemudahan bagi biji untuk berkecambah dan mengeluarkan akar yang mampu dengan mudah menembus partikel-partikel tanah. Apabila kebutuhan bibit hanya sedikit, cukup digunakan tempat persemaian berupa bak semai, namun bila perlu bibit dalam jumlah banyak, maka perlu disiapkan persemaian dalam bentuk bedengan
c.Penyemaian Benih
Pemeliharaan benih Ciplukan Jumbo pada bak semai relatif lebih mudah dilakukan dibanding pemeliharaan benih pada bedengan. Penyemaian biji di bedengan perlu ditutup dengan sungkup plastik untuk menekan penguapan air dari media semai, menghindari terpaan panas atau air hujan, serta mencegah serangan hama dan penyakit
d. Bibit Hasil Persemaian Benih
Perkecambahan biji akan terjadi beberapa bulan setelah penyemaian dilakukan. Setelah biji berkecambah Ciplukan Jumbo akan menjadi tanaman mini. Lamanya waktu dormansi biji Ciplukan Jumbo dipengaruhi oleh kulit biji yang keras dan media penyemaian. Bibit yang berumur 1-1,5 bulan telah siap untuk ditanam di lahan. Tanaman yang diperoleh dari perbanyakan generatif memiliki ciri-ciri akar berwarna putih, berbatang lunak, serta berdaun kecil dan besar dengan jumlah kurang dari 10 lembar.
Perawatan yang perlu dilakukan pada tanaman persemaian meliputi penyiraman, penyiangan gulma, dan pengendalian hama penyakit.
3. Penanaman
Penanaman Ciplukan Jumbo dapat dilakukan di dalam pot maupun di lahan tanam.
4. Penanaman Ciplukan Jumbo di dalam Pot
Penanaman Ciplukan Jumbo dapat dilakukan di dalam pot melalui tahap-tahap berikut.
6.Penyiapan Pot
Pot yang ideal digunakan pada tanaman Ciplukan Jumbo adalah pot yang memiliki sifat porous, dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Tetapi, jika digunakan pot yang bersifat lebih kedap dan tidak porous maka diperlukan upaya perawatan tanaman yang lebih intensif.
7.Penyiapan Media Tanam
Sebelum penanaman dilakukan, pada dasar pot sebaiknya diberi pecahan genteng, bata, atau sabut kelapa/aren. Perlakuan ini bertujuan untuk mempertahankan agar udara dapat leluasa keluar masuk dan kelebihan air siraman dapat merembes melalui lubang yang terdapat di dasar pot. Kemudian tanah gembur yang telah dicampur dengan pupuk kandang dan pupuk NPK, dimasukkan ke dalam pot hingga ± 5 cm di bawah permukaan pot. Hal ini bertujuan agar air siraman tidak mengalir keluar pot bersama tanah. Karena Physalis minima L. dapat tumbuh lebih besar dibanding Physalis angulata L. dan mampu hidup menahun, maka memerlukan media tanam dan unsur hara yang lebih banyak.
8.Penanaman
Bibit Ciplukan Jumbo yang tumbuh di persemaian memiliki akar relatif sedikit, batang masih lunak, dan jumlah daun ± 8 lembar. Bibit ini memiliki kelemahan yaitu akar dan batangnya mudah rusak, dan setelah dicabut daunnya cepat layu. Oleh karena itu, bibit Ciplukan Jumbo tersebut perlu dipindahkan hati-hati, dan setelah dicabut harus segera ditanam kembali.
Penanaman bibit Ciplukan Jumbo dilakukan dengan membenamkan perakaran dan sebagian batangnya ke dalam tanah. Pangkal batang sedikit ditekan agar akar melekat erat dengan tanah di dalam pot. Pangkal batang tanaman tersebut kemudian ditutup dengan sedikit tanah, agar tanaman dapat berdiri dengan baik. Pot kemudian diberi peneduh, atau dipindahkan ke tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Selanjutnya bibit hasil perundukan yang telah ditanam, perlu ditanam dengan baik.
9.Perawatan
Perawatan tanaman Ciplukan Jumbo yang ditanam di pot meliputi cara-cara sebagai berikut.
1)Penyiraman tanaman dianjurkan dilakukan pada sore hari, dengan volume air siraman yang cukup.
2)Pemupukan tanaman awal dilakukan dengan kompos yang dicampurkan dengan tanah media. Pemupukan susulan dilakukan dengan pupuk Nitrogen yang dilarutkan dalam air penyiraman.
3)Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan bersamaan dengan perawatan tanaman yang lainnya. Pengendalian hama secara mekanis dilakukan dengan mematikan hama dan memusnahkan kelompok telur dari hama tanaman tersebut, serta memusnahkan tanaman yang terserang penyakit.
Penanaman Ciplukan Jumbo di Lahan
Hingga saat ini, belum ditemukan usaha budidaya tanaman Ciplukan Jumbo dengan tujuan komersial. Meskipun sebenarnya, tanaman Ciplukan Jumbo berpotensi besar untuk dikembangkan dengan tujuan komersial. Karena menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, tanaman Ciplukan Jumbo termasuk jenis tanaman yang dianjurkan ditaman pada TOGA
Penyiapan Lahan
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki fisik tanah dan kehidupan biologi di dalam tanah. Tanah olah yang berfisik remah, menjamin kecukupan oksigen, mampu mengikat air di antara partikel-partikel tanah, menguntungkan bagi aktivitas mikroorganisme tanah, membantu proses pelapukan bahan organis menjadi hara yang bermanfaat bagi tanaman, dan dapat mematahkan siklus hidup gulma. Proses pengolahan tanah perlu disertai pemberian kompos, yang bertujuan untuk menambah hara dalam tanah.
Penanaman
Penanaman Ciplukan Jumbo paling baik dilakukan pada awal musim hujan. Dikarenakan pada awal musim tersebut, kelembapan tanah cukup ideal bagi pertumbuhan perakaran tanaman, dan curah hujan mampu menjamin kecukupan air bagi tanaman muda.
Pada dasarnya, teknik penanaman Ciplukan Jumbo di lahan tanam adalah sama dengan penanaman Ciplukan Jumbo di dalam pot. Jarak tanam diatur berdasarkan pola tata tanam, luas lahan, dan kebutuhan bibit per luas lahan.
Pada TOGA, Ciplukan Jumbo dianjurkan untuk ditanam secara tumpang sari. Jarak tanam bagi Physalis angulata L. yang dibudidayakan secara monokultur adalah 40 cm × 50 cm. Namun, apabila budidaya tanaman ditujukan untuk memperoleh brangkas tanaman, maka jarak tanam dapat diatur lebih rapat. Physalis angulata L., dapat ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran/obat-obatan yang banyak ditanam di bedengan. Adapun Physalis minimaL., dianjurkan untuk ditanam di tepi pagar atau di bagian pinggir petakan, karena hidup menahun dan dapat tumbuh menjadi besar.
Perawatan
Perawatan tanaman Ciplukan Jumbo di lahan tanam sama dengan perawatan tanaman Ciplukan Jumbo di pot. Penyuluhan tanaman harus segera dilakukan untuk menggati bibit tanaman yang mati. Penyiraman tanaman Ciplukan Jumbo tidak perlu berlebihan, mengingat kebutuhannya terhadap air tidak beda jauh dengan palawija, yaitu relatif sedikit. Memperhatikan sifat dan fisik tanaman Ciplukan Jumbo, maka pemupukan dapat dilakukan sebanyak dari dosis pupuk yang digunakan pada tanaman tomat.
Perkiraan Dosis Pemupukan Ciplukan Jumbo, Atas Dasar Rekomendasi Pupuk Tanaman Tomat.
Jenis Pupuk | Kebutuhan Pupuk (kg/ha) | |
Tomat | Ciplukan Jumbo | |
Urea | 100-200 | 25-50 |
ZA | 0-100 | 0-25 |
SP-36 | 100 | 25 |
KC1 | 0-100 | 0-25 |
Prinsip pemberian pupuk buatan pada tanaman Ciplukan Jumbo adalah sebagai berikut.
1) Seluruh dosis pupuk Fosfor dan Kalium, diberikan pada lubang-lubang pertanaman, sedalam penanaman bibit.
2) Pupuk susulan I, berupa dosis dari pupuk Nitrogen, yang diberikan 14 hari setelah tanam. Pupuk ditaburkan pada alur yang dibuat di sekeliling tanaman, dengan jarak sekitar 10 cm dari lubang tanam.
3) Pupuk susulan II, berupa dosis dari pupuk Nitrogen, yang diberikan 35 hari setelah tanam. Pupuk ditaburkan pada alur yang dibuat di sekeliling tanaman, dengan jarak sekitar 10 cm dari lubang tanam.
4) Apabila budidaya Ciplukan Jumbo ditujukan untuk dipungut brangkasnya, maka dosis pupuk Nitrogen dapat ditingkatkan, sedangkan dosis pupuk Fosfat dan Kalium dikurangi.
5) Penggunaan pupuk pada tanaman Ciplukan Jumbo yang ditanam dengan sistem tumpang sari, disesuaikan dengan dosis pupuk yang digunakan bagi tanaman utamanya.
TAMBAHAN
Persamaan dan Perbedaan Ciri-ciri Buah Ciplukan Jumbo Muda Physalis Angulata L., denganPhysalis minima L.
Bagian Tanaman | Physalis angulata L. | Physalis minima L. |
Kelopak pelindung buah | Berukuran maksimal, kecil | Berukuran maksimal, lebih besar |
Buah | Berukuran maksimal dan agak lunak, kecil | Berukuran maksimal dan agak lunak, besar |
Pangkal buah | Terdapat warna hijau melingkar menyerupai cincin | Tidak terdapat warna hijau melingkar yang menyerupai cincin |
Kulit buah | Berwarna kuning kehijauan | Berwarna kuning kecokelatan |
Biji buah | Berukuran kecil, gemuk berwarna cokelat | Berukuran sedikit lebih besar, gemuk, berwarna cokelat muda |
Daging buah | Berwarna putih kotor dan berair, manis, beraroma | Berwarna kekuningan, berasa manis agak asam, dan beraroma harum |
Umur simpan buah | Relatif lebih tahan | Kurang tahan |
Persamaan dan Perbedaan Ciri-ciri Buah Ciplukan Jumbo Tua Physalis Angulata L., dengan Physalisminima L.
Bagian Tanaman | Physalis angulata L. | Physalis minima L. |
Kelopak pelindung buah | Berukuran maksimal, berwarna cokelat kering, kecil | Berukuran maksimal, berwarna cokelat kering, dasar |
Buah | Berukuran maksimal dan lunak, kecil | Berukuran maksimal dan lunak, besar |
Pangkal buah | Berwarna cokelat muda | Berwarna cokelat muda |
Kulit buah | Berwarna cokelat muda | Berwarna cokelat tua dan agak tebal |
Biji buah | Berwarna cokelat | Berwarna cokelat muda |
Daging buah | Berwarna cokelat kekuningan, berupa cairan kental, dan beraroma harum spesifik | Berwarna cokelat, berupa cairan kental, dan beraroma harum spesifik |
Umur simpan buah | Relatif lebih tahan |
Kurang tahan |
sumber : kabartani.com
Media
- 2017-12-20 15:48:00
- Oleh: badungkab
- Dibaca: 13066 Pengunjung