Sebagian besar penduduk Indonesia masih mengkonsumsi beras untuk kelangsungan hidup di bumi ini, sehingga komoditi padi merupakan komoditi strategis nasional yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai inovasi teknologi telah diciptakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi agar kita mampu mencapai swasembada pangan. Namun ketika peningkatan produktivitas tercapai tidak disadari bahwa disaat panen tiba masalah yang dihadapi adalah terjadinya tingkat kehilangan hasil yang dimulai dari tahapan pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan serta di penggilingan. Tingginya tingkat susut hasil padi mencapai 10,82% (BPS, 2008) sehingga sosialisasi penanganan pasca panen yang baik/Good Handling Practices (GHP) merupakan materi penyuluhan yang harus dikemas dengan baik oleh seorang penyuluh dilapangan ketika membimbing dan mendampingi kelompok tani. Materi penyuluhan yang disampaikan akan sempurna, ketika dikemas dengan menggunakan metode penyuluhan yang tepat sesuai dengan kondisi lapangan serta dilengkapi dengan alat bantu sebagai media penyuluhan yang dipakai harus dapat menarik perhatian sasaran. Permasalahan susut hasil tercatat masih tinggi karena kurangnya kesadaran dan kepedulian pelaku pasca panen terhadap susut hasil dan kualitas hasil serta penanganan pasca panen ditingkat petani masih sederhana. Dengan menyadari kegiatan pasca panen padi sebagai subsistem agribisnis padi mulai dari kegiatan panen sampai dengan menghasilkan beras, maka upaya yang harus ditempuh dalam menekan kehilangan hasil adalah :
1. Peningkatan kemampuan dan ketrampilan petani;
2. Teknologi yang diterapkan adalah teknologi spesifik lokasi;
3. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok;
4. Meningkatkan manajemen lapangan;
5. Pelatihan dan pembinaan SDM bagi pelaku pasca panen;
6. Pembinaan kelembagaan. Semoga dengan sosialisasi penanganan pasca panen yang baik sebagai materi penyuluhan
ditingkat lapang,
Maka upaya menekan kehilangan hasil dapat tercapai, sehingga mendukung tercapainya swasembada pangan. Simbaryadnya (PP.Madya Distanbunhut Badung).
Media
2017-12-02 00:44:00
Oleh: badungkab
Dibaca: 1524 Pengunjung
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><span droid="" font-size:="" line-height:="" style="color: rgb(90, 89, 89);">Sebagian besar penduduk Indonesia masih mengkonsumsi beras untuk kelangsungan hidup di bumi ini, sehingga komoditi padi merupakan komoditi strategis nasional yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai inovasi teknologi telah diciptakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi agar kita mampu mencapai swasembada pangan. Namun ketika peningkatan produktivitas tercapai tidak disadari bahwa disaat panen tiba masalah yang dihadapi adalah terjadinya tingkat kehilangan hasil yang dimulai dari tahapan pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan serta di penggilingan. Tingginya tingkat susut hasil padi mencapai 10,82% (BPS, 2008) sehingga sosialisasi penanganan pasca panen yang baik/Good Handling Practices (GHP) merupakan materi penyuluhan yang harus dikemas dengan baik oleh seorang penyuluh dilapangan ketika membimbing dan mendampingi kelompok tani. Materi penyuluhan yang disampaikan akan sempurna, ketika dikemas dengan menggunakan metode penyuluhan yang tepat sesuai dengan kondisi lapangan serta dilengkapi dengan alat bantu sebagai media penyuluhan yang dipakai harus dapat menarik perhatian sasaran. Permasalahan susut hasil tercatat masih tinggi karena kurangnya kesadaran dan kepedulian pelaku pasca panen terhadap susut hasil dan kualitas hasil serta penanganan pasca panen ditingkat petani masih sederhana. Dengan menyadari kegiatan pasca panen padi sebagai subsistem agribisnis padi mulai dari kegiatan panen sampai dengan menghasilkan beras, maka upaya yang harus ditempuh dalam menekan kehilangan hasil adalah : </span></span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><span droid="" font-size:="" line-height:="" style="color: rgb(90, 89, 89);">1. Peningkatan kemampuan dan ketrampilan petani; </span></span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><span droid="" font-size:="" line-height:="" style="color: rgb(90, 89, 89);">2. Teknologi yang diterapkan adalah teknologi spesifik lokasi; </span></span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><span droid="" font-size:="" line-height:="" style="color: rgb(90, 89, 89);">3. Pembentukan dan pemberdayaan kelompok; </span></span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><span droid="" font-size:="" line-height:="" style="color: rgb(90, 89, 89);">4. Meningkatkan manajemen lapangan; </span></span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><span droid="" font-size:="" line-height:="" style="color: rgb(90, 89, 89);">5. Pelatihan dan pembinaan SDM bagi pelaku pasca panen; </span></span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><span droid="" font-size:="" line-height:="" style="color: rgb(90, 89, 89);">6. Pembinaan kelembagaan. Semoga dengan sosialisasi penanganan pasca panen yang baik sebagai materi penyuluhan</span></span></p>
<p dir="ltr" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><span droid="" font-size:="" line-height:="" style="color: rgb(90, 89, 89);"> ditingkat lapang, </span></span></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><span droid="" font-size:="" line-height:="" style="color: rgb(90, 89, 89);">Maka upaya menekan kehilangan hasil dapat tercapai, sehingga mendukung tercapainya swasembada pangan. Simbaryadnya (PP.Madya Distanbunhut Badung).</span></span></p>