Infoproteksi Kumbang Kacang Callosobrunchus chinensis L
2017-11-08 23:19:00
Oleh: diperpa
Dibaca: 5434 Pengunjung
Callosobrunchus chinensis L. atau sering dikenal dengan kumbang kacang merupakan hama penting yang menyerang komoditas kacang hijau. Kumbang kacang ini termasuk ke dalam ordo Coleoptera dan famili Bruchidae. Kumbang kacang hidup di dalam biji dan terus menyebabkan kerusakan hingga akhirnya pada stadia imago, lubang pada kacang hijau akan terbentuk.
Ketika benih berkadar air di atas 10% (Wafit, 2010), suhu udara antara 28-30o C, dan kelembapan nisbi udara 65-70% (Lestari, 2011), imago betina akan meletakkan telurnya di permukaan biji kacang hijau dengan jumlah telur hanya satu per biji. Telur yang berwarna putih tersebut akan menetas dalam 4-8 hari dan tumbuh menjadi larva dengan lama stadia 10-13 hari. Larva hidup dalam biji hingga imago dan selama itu akan menggerek biji kacang hijau dari permukaan hingga ke kotiledon. Larva kemudian tumbuh menjadi pupa dengan lama stadia 4-6 hari, lalu menjadi imago yang dalam 2-3 hari kemudian akan keluar dari biji dan lubang di permukaan akan terbentuk.
Kumbang kacang ini disebut sebagai hama penting karena dapat menyerang biji kacang hijau saat di lapangan hingga penyimpanan. Tingkat kerusakan yang diakibatkan kumbang kacang ini lebih besar pada biji yang berada di penyimpanan karena dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 3 bulan, biji akan mengalami kerusakan total (Lestari dkk., 2011). Kerusakan terlihat jelas pada bagian permukaan biji, terdapat lubang tempat keluarnya kumbang kacang dewasa. Kerusakan lain yang ditimbulkan adalah penyusutan bobot, penurunan daya kecambah, dan perubahan nutrisi biji sehingga selain tidak aman untuk keperluan pertanian, juga tidak aman bagi kesehatan manusia bila dikonsumsi (Lestari dkk., 2011).
Pengendalian dapat dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida seperti fumigan berbahan aktif Alumunium Phosphide, insektisida berbahan aktif diklorvos berkonsentrasi rendah, dan Metil Bromida. Bahan-bahan kimia tersebut terbilang efektif dalam mengendalikan hama kumbang kacang, hanya saja pengendalian secara kimiawi tentu tidak dapat selalu dilakukan mengingat berbagai dampak yang diakibatkan nantinya dan perlunya kita menjaga kelestarian lingkungan (Ni, 2013).
Pengendalian alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan menanam biji kacang hijau hasil persilangan yang tahan terhadap hama kumbang kacang atau dengan menggunakan bahan alami sebagai bahan baku pembuatan pestisida nabati. Bahan untuk pestisida tersebut dapat berasal dari tanaman yang mengandung bahan aktif tertentu yang tentunya mudah didapatkan serta lebih ekonomis. Jenis tanaman yang dapat digunakan di antaranya adalah Eugenia aromatica yang mengandung eugenol (Dadang dkk., 2006) dan Apium graveolens yang mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin (Ni, 2013).
Apium graveolens atau seledri berfungsi sebagai pestisida kontak dan bahan yang dapat menurunkan jumlah telur yang diletakkan kumbang kacang (Ni, 2013). Pengaplikasian seledri dapat dilakukan dengan cara mengekstrak seledri terlebih dahulu, kemudian biji kacang hijau direndam di ekstrak tersebut dan selanjutnya biji kacang hijau dapat disimpan. Berbeda dengan seledri, Eugenia aromatica atau cengkih berguna sebagai bahan untuk menghambat peneluran kumbang kacang (Dadang dkk., 2006). Cengkih hanya perlu dihancurkan sampai berbentuk serbuk agar dapat diaplikasikan, kemudian serbuk cengkih tersebut ditaburkan ke permukaan karung penyimpanan atau dicampur dengan biji kacang hijau.
Sumber : Anonim 2016
Media
2017-11-08 23:19:00
Oleh: badungkab
Dibaca: 5434 Pengunjung
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;"><a href="/assets/CKImages/files/Untitled-300x181.png">Callosobrunchus chinensis L</a>. atau sering dikenal dengan kumbang kacang merupakan hama penting yang menyerang komoditas kacang hijau. Kumbang kacang ini termasuk ke dalam ordo Coleoptera dan famili Bruchidae. Kumbang kacang hidup di dalam biji dan terus menyebabkan kerusakan hingga akhirnya pada stadia imago, lubang pada kacang hijau akan terbentuk.<br />
Ketika benih berkadar air di atas 10% (Wafit, 2010), suhu udara antara 28-30o C, dan kelembapan nisbi udara 65-70% (Lestari, 2011), imago betina akan meletakkan telurnya di permukaan biji kacang hijau dengan jumlah telur hanya satu per biji. Telur yang berwarna putih tersebut akan menetas dalam 4-8 hari dan tumbuh menjadi larva dengan lama stadia 10-13 hari. Larva hidup dalam biji hingga imago dan selama itu akan menggerek biji kacang hijau dari permukaan hingga ke kotiledon. Larva kemudian tumbuh menjadi pupa dengan lama stadia 4-6 hari, lalu menjadi imago yang dalam 2-3 hari kemudian akan keluar dari biji dan lubang di permukaan akan terbentuk.<br />
Kumbang kacang ini disebut sebagai hama penting karena dapat menyerang biji kacang hijau saat di lapangan hingga penyimpanan. Tingkat kerusakan yang diakibatkan kumbang kacang ini lebih besar pada biji yang berada di penyimpanan karena dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 3 bulan, biji akan mengalami kerusakan total (Lestari dkk., 2011). Kerusakan terlihat jelas pada bagian permukaan biji, terdapat lubang tempat keluarnya kumbang kacang dewasa. Kerusakan lain yang ditimbulkan adalah penyusutan bobot, penurunan daya kecambah, dan perubahan nutrisi biji sehingga selain tidak aman untuk keperluan pertanian, juga tidak aman bagi kesehatan manusia bila dikonsumsi (Lestari dkk., 2011).<br />
Pengendalian dapat dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida seperti fumigan berbahan aktif Alumunium Phosphide, insektisida berbahan aktif diklorvos berkonsentrasi rendah, dan Metil Bromida. Bahan-bahan kimia tersebut terbilang efektif dalam mengendalikan hama kumbang kacang, hanya saja pengendalian secara kimiawi tentu tidak dapat selalu dilakukan mengingat berbagai dampak yang diakibatkan nantinya dan perlunya kita menjaga kelestarian lingkungan (Ni, 2013).<br />
Pengendalian alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan menanam biji kacang hijau hasil persilangan yang tahan terhadap hama kumbang kacang atau dengan menggunakan bahan alami sebagai bahan baku pembuatan pestisida nabati. Bahan untuk pestisida tersebut dapat berasal dari tanaman yang mengandung bahan aktif tertentu yang tentunya mudah didapatkan serta lebih ekonomis. Jenis tanaman yang dapat digunakan di antaranya adalah Eugenia aromatica yang mengandung eugenol (Dadang dkk., 2006) dan Apium graveolens yang mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin (Ni, 2013).<br />
Apium graveolens atau seledri berfungsi sebagai pestisida kontak dan bahan yang dapat menurunkan jumlah telur yang diletakkan kumbang kacang (Ni, 2013). Pengaplikasian seledri dapat dilakukan dengan cara mengekstrak seledri terlebih dahulu, kemudian biji kacang hijau direndam di ekstrak tersebut dan selanjutnya biji kacang hijau dapat disimpan. Berbeda dengan seledri, Eugenia aromatica atau cengkih berguna sebagai bahan untuk menghambat peneluran kumbang kacang (Dadang dkk., 2006). Cengkih hanya perlu dihancurkan sampai berbentuk serbuk agar dapat diaplikasikan, kemudian serbuk cengkih tersebut ditaburkan ke permukaan karung penyimpanan atau dicampur dengan biji kacang hijau.</span></p>
<p>
Sumber : Anonim 2016</p>
Infoproteksi Kumbang Kacang Callosobrunchus chinensis L