Infoproteksi Pengendalian Hama dan Penyakit pada Pertanian Organik
2017-11-08 23:07:00
Oleh: diperpa
Dibaca: 14819 Pengunjung
Pengendalian Hama Penyakit
Pertanian organik adalah suatu management system produksi pertanian secara holistik (terpadu) yang mampu membuat kesehatan, kualitas ekosistem tanah dan produksi tanaman meningkat secara berkelanjutan.
Pertanian organik memiliki dasar terciptanya ekosistem alami, oleh karena itu pertanian organik menitikbertakan pemakaian input yang alami dan terbarukan serta harus menghindari pemakaian input buatan/sintesis (pestisida, fungisida, hormone tumbuh) maupun produk rekayasa genetik termasuk juga dalam pengendalian hama penyakitnya.
Pengendalian hama dan penyakit dilihat dari segi waktu terbagi menjadi dua, yaitu secara preventif (pencegahan) dan kuratif.
Secara preventif yang dilakukan di awal adalah pemilihan lokasi, ketahui sejarah lahan dari lokasi tersebut, hindari lahan yang menjadi daerah endemik bagi hama dan penyakit, terutama penyakit yang disebabkan tular tanah yang persisten seperti Armilaria, Fusarium, Plasmodiophora, Sclerotium dan Verticillium.
Setelah lokasi ditentukan selanjutnya adalah melakukan sanitasi pada lahan, sanitasi dilakukan pada gulma-gulma yang bisa menjadi inang hama dan pathogen, kemudian jika pada budidaya sebelumnya terdapat serangan penyakit maka bisa dilakukan eradikasi sisa-sisa tanaman.
Selanjutnya pemilihan tanaman yang akan dibudidayakan, dengan mengetahui sejarah lahan kita bisa melakukan rotasi tanam untuk menghindari hama dan penyakit yang terjadi pada budidaya sebelumnya, pilih tanaman dengan jenis family yang berbeda dari tanaman yang dibudidayakan sebelumnya.
Setelah itu gunakan bahan tanam (benih/bibit) yang memiliki resistensi terhadap hama dan penyakit (varitas tahan).
Pencegahan lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga agar bahan dan alat yang digunakan pada pertanian organik adalah bahan dan alat yang terbebas dari kontaminasi pathogen dan selalu membersihkan alat-alat yang digunakan setelah pemakaian.
Hal lainnya yang juga dapat dilakukan adalah penanaman tanaman border dan tanaman perangkap, tanaman border adalah tanaman yang dimanfaatkan sebagai penghalau hama/penyakit sedangkan tanaman perangkap ditanam dengan tujuan untuk pengalihan serangan hama/penyakit agar tidak menyerang tanaman utama.
Selain itu menurut Koike et al (2000), ada beberapa tanaman yang yang setelah panen dapat menghasilkan senyawa yang supresif terhadap pathogen, contohnya adalah setelah sisa penanaman (batang dan daun) brokoli dan tanaman crusifera lainnya masuk ke dalam tanah maka hasil dekomposisinya dapat juga menurunkan jumlah mikrosclerotia dari Verticillium dahlia dengan senyawa alami yang dilepaskannya.
Hal lainnya yang juga dipercaya dapat menurunkan serangan dari pathogen penyebab penyakit adalah pengaplikasian kompos, selain bermanfaat sebagai pengendali pathogen kompos juga sangat baik untuk meningkatkan kualitas tanah dalam banyak hal.
Untuk pencegahan lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan berbagai macam perangkap, salah satunya adalah dengan menggunakan perangkap yang memanfaatkan atraktan dan direkayasa sedemikian rupa sehingga hama dan vector penyakit tidak dapat menyerang tanaman.
Pada pertanian organik dan pertanian lainnya hal penting yang juga baik untuk dilakukan adalah adanya pengontrolan berkala pada budidaya yang sedang dilakukan, jika terdapat serangan dari hama maupun penyakit maka sangat baik untuk dikendalikan dengan tepat dan tentu saja tetap mempertahankan prinsip alami untuk pertanian organik.
Pengendalian yang dapat dilakukan saat terdapat serangan dari hama dalam jumlah kecil bisa dilakukan pengambilan hama secara mekanik dan dimatikan di tempat. Untuk serangan dalam jumlah yang besar dapat digunakan pestisida alami sehingga dapat menjaga status keorganikan hasil budidaya kita.
Sumber : M Sopyan Sauri
Media
2017-11-08 23:07:00
Oleh: badungkab
Dibaca: 14819 Pengunjung
<p style="text-align: justify;">
<strong><span style="font-size: 16px;">Pengendalian Hama Penyakit</span></strong></p>
<p style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 16px;">Pertanian organik adalah suatu management system produksi pertanian secara holistik (terpadu) yang mampu membuat kesehatan, kualitas ekosistem tanah dan produksi tanaman meningkat secara berkelanjutan.<br />
Pertanian organik memiliki dasar terciptanya ekosistem alami, oleh karena itu pertanian organik menitikbertakan pemakaian input yang alami dan terbarukan serta harus menghindari pemakaian input buatan/sintesis (pestisida, fungisida, hormone tumbuh) maupun produk rekayasa genetik termasuk juga dalam pengendalian hama penyakitnya.<br />
Pengendalian hama dan penyakit dilihat dari segi waktu terbagi menjadi dua, yaitu secara preventif (pencegahan) dan kuratif.<br />
Secara preventif yang dilakukan di awal adalah pemilihan lokasi, ketahui sejarah lahan dari lokasi tersebut, hindari lahan yang menjadi daerah endemik bagi hama dan penyakit, terutama penyakit yang disebabkan tular tanah yang persisten seperti Armilaria, Fusarium, Plasmodiophora, Sclerotium dan Verticillium.<br />
Setelah lokasi ditentukan selanjutnya adalah melakukan sanitasi pada lahan, sanitasi dilakukan pada gulma-gulma yang bisa menjadi inang hama dan pathogen, kemudian jika pada budidaya sebelumnya terdapat serangan penyakit maka bisa dilakukan eradikasi sisa-sisa tanaman.<br />
Selanjutnya pemilihan tanaman yang akan dibudidayakan, dengan mengetahui sejarah lahan kita bisa melakukan rotasi tanam untuk menghindari hama dan penyakit yang terjadi pada budidaya sebelumnya, pilih tanaman dengan jenis family yang berbeda dari tanaman yang dibudidayakan sebelumnya.<br />
Setelah itu gunakan bahan tanam (benih/bibit) yang memiliki resistensi terhadap hama dan penyakit (varitas tahan).<br />
Pencegahan lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga agar bahan dan alat yang digunakan pada pertanian organik adalah bahan dan alat yang terbebas dari kontaminasi pathogen dan selalu membersihkan alat-alat yang digunakan setelah pemakaian.<br />
Hal lainnya yang juga dapat dilakukan adalah penanaman tanaman border dan tanaman perangkap, tanaman border adalah tanaman yang dimanfaatkan sebagai penghalau hama/penyakit sedangkan tanaman perangkap ditanam dengan tujuan untuk pengalihan serangan hama/penyakit agar tidak menyerang tanaman utama.<br />
Selain itu menurut Koike et al (2000), ada beberapa tanaman yang yang setelah panen dapat menghasilkan senyawa yang supresif terhadap pathogen, contohnya adalah setelah sisa penanaman (batang dan daun) brokoli dan tanaman crusifera lainnya masuk ke dalam tanah maka hasil dekomposisinya dapat juga menurunkan jumlah mikrosclerotia dari Verticillium dahlia dengan senyawa alami yang dilepaskannya.<br />
Hal lainnya yang juga dipercaya dapat menurunkan serangan dari pathogen penyebab penyakit adalah pengaplikasian kompos, selain bermanfaat sebagai pengendali pathogen kompos juga sangat baik untuk meningkatkan kualitas tanah dalam banyak hal.<br />
Untuk pencegahan lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan berbagai macam perangkap, salah satunya adalah dengan menggunakan perangkap yang memanfaatkan atraktan dan direkayasa sedemikian rupa sehingga hama dan vector penyakit tidak dapat menyerang tanaman.<br />
Pada pertanian organik dan pertanian lainnya hal penting yang juga baik untuk dilakukan adalah adanya pengontrolan berkala pada budidaya yang sedang dilakukan, jika terdapat serangan dari hama maupun penyakit maka sangat baik untuk dikendalikan dengan tepat dan tentu saja tetap mempertahankan prinsip alami untuk pertanian organik.<br />
Pengendalian yang dapat dilakukan saat terdapat serangan dari hama dalam jumlah kecil bisa dilakukan pengambilan hama secara mekanik dan dimatikan di tempat. Untuk serangan dalam jumlah yang besar dapat digunakan pestisida alami sehingga dapat menjaga status keorganikan hasil budidaya kita.</span></p>
<p>
<em><u>Sumber : M Sopyan Sauri</u></em></p>
Infoproteksi Pengendalian Hama dan Penyakit pada Pertanian Organik